Pernah nggak sih kalian membandingkan sinetron indo sama serial-serial tv di luar sana?
Kalau boleh jujur sih tontonan di layar kaca kita memang kalah jauh dibandingkan sinetron luar negeri.
Kira-kira apa ya penyebab sinetron kita nggak kunjung membaik?
1. Kurang Biaya Produksi
Coba bandingkan, spesial efek antara sinetron laga indo*iar sama The Flash. Pasti jauh banget donk. Nah, salah satu pembedanya adalah biaya produksi.
Investor enggan mengeluarkan dana banyak karena kurang percaya dengan potensi yang dimiliki kreator di Indonesia. Sebaliknya, pihak yang bermaksud membuat tayangan pun tidak berani melakukan produksi ideal karena merasa tidak ada biaya.
2. Sudah Cukup Komersil
Bisa jadi, niat pembuat sinetron di Indonesia memang nggak bikin karya bagus yang dikenang orang, melainkan membuat tayangan laris yang ditonton banyak orang. Iklan yang mengalir deras, dan artis yang populer bisa menaikkan rating sebuah sinetron dan bikin aliran uang semakin lancar. Karena sudah merasa cukup menghasilkan, pembuat sinetron pun tidak terlalu memedulikan kualitasnya.
Terbukti banyak sinetron laris yang hanya berisi soal kehidupan remaja yang tidak semestinya, seperti hura-hura, berpacaran, bolos sekolah, dan lain-lain. Tidak sedikit sinetron-sintron yang memprihatinkan ini ditegur oleh KPI.
3. Jumlah Episodenya Yang Tumpeh-Tumpeh
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan jumlah episode yang banyak. Di luar sana juga ada serial tv yang dari tahun 2005 sampai sekarang nggak tamat-tamat.
Bedanya, di sana 1 season hanya 24 episode paling banyak dan ditambah jeda satu tahun kurang lebih.
Sementara kita, lihat saja Cinta Fitri, Tukang Bubur Naik Haji, sampai Tersanjung. Mungkin download batch seluruh episode Tersanjung dari Season 1 sampai tamat, kalian yang masih SMA, pas downloadnya kelar kalian sudah wisuda.
=====================================
Jadi, apakah Tv series kita bisa mengalami peningkatan?